Afek : perasaan dan emosi yang menekankan tingkat kesenangan atau kesedihan pada kualitas senang dan tidak senang, nyaman dan tidak nyaman yang mewarnai perasaan.
Afeksi : kasih sayang; atau dalam ilmu kedokteran adalah status kejiwaan yang disebabkan oleh pengaruh eksternal.
Affective (afektif) : keadaan perasaan dan emosi yang berubah-ubah antara depresi dan euforia. Penderita mungkin berhasil menarik banyak teman karena sifatnya yang ramah, gembira, semangat, hangat, tetapi dikenal pula sebagai orang yang tak dapat diramalkan. Dalam keadaan depresi, penderita dapat menjadi sangat cemas, khawatir, pesimis, bahkan nihilistik.
Agresif : Sifat dari sebuah perilaku yang dapat melukai diri sendiri, orang lain, maupun objek dalam lingkungan secara fisik atau emosional.
Avoidant: istilah untuk menyebut perasaan tidak percaya diri dan sangat sensitif terhadap hal-hal negatif dalam berinteraksi secara sosial, seperti takut dinilai, dikritik, atau dipermalukan di depan umum.
Coping Mechanism : strategi atau upaya seseorang dalam mengatasi tekanan terhadap masalah yang muncul dalam kehidupannya.
Crowding: suatu kelompok yang memiliki kepentingan yang sama walaupun mungkin tidak saling mengenal.
Defense mechanism : Mekanisme pertahanan diri yang dilakukan seseorang untuk melindungi diri dari hal negatif agar tidak terganggu dengan bahaya/ancaman dari luar.
Denial : Salah satu bentuk mekanisme pertahanan diri berupa penyangkalan atau penolakan untuk menerima aspek-aspek dalam kehidupan seseorang yang terasa terlalu menekan/stressful. Denial beroperasi pada taraf pra-sadar atau sadar.
Depersonalisasi: Salah satu bentuk disosiasi berupa perasaan hilangnya koneksi seseorang dengan pikiran dan tubuhnya, yang dipersepsikan sebagai perasaan seperti mengamati diri dari luar tubuh atau seperti menyaksikan diri sendiri di layar film atau mimpi.
Derealisasi: Salah satu bentuk disosiasi berupa perasaan hilangnya koneksi seseorang dengan lingkungan sekitarnya, yang dipersepsikan sebagai perasaan bahwa lingkungan sekitar tidaklah nyata, termasuk objek dan orang yang di lingkungan tersebut, seperti ada batasan tak terlihat antara diri seseorang dan keadaan sekitarnya.
Disosiasi : Suatu perilaku yang dipersepsikan seseorang sebagai jalan keluar dari kenyataan secara tidak sadar, berupa terpisahnya antara pikiran, perasaan, ingatan, perilaku, dan/atau citra diri seseorang.
Disstress : stress yang berdampak buruk; perasaan tertekan yang hanya membuat lelah, gelisah, bahkan bisa menurunkan kualitas kesehatan diri.
Eksplosif : mudah meledak atau meledak-ledak (terkait emosi dan kepribadian penyintas BPD).
Emosi : ekspresi manusia atas berbagai hal yang terjadi dalam hidupnya.
Episodik disforia : kondisi ketika seseorang mengalami perasaan tidak nyaman atau ketidakpuasan secara mendalam.
Eustres : jenis stres yang menguntungkan bagi kesehatan dengan memberikan motivasi, kinerja, dan kesejahteraan.
Frustrasi: dari bahasa Latin frustratio, adalah perasaan kecewa atau jengkel akibat terhalang dalam pencapaian tujuan. Semakin penting tujuannya, semakin besar frustrasi dirasakan. Rasa frustrasi bisa menjurus ke stress.
Fantasi: kapasitas manusia yang luar biasa dalam memberikan sosok pada sesuatu yang sesungguhnya tidak ada.
Galau : keadaan dilematis dimana seseorang tidak mampu mendefinisikan perasaannya sendiri, dan ada dalam fase ketidakjelasan.
Gaslighting : merupakan bentuk kekerasan mental berupa berbohong dan memanipulasi seseorang secara psikologi sampai mereka mempertanyakan kewarasannya dan menerima realitas orang lain. Pelakunya disebut gaslighter.
Ghosting : mengakhiri sebuah hubungan secara mendadak dan memutuskan komunikasi tanpa memberikan penjelasan apapun.
Hallo effect : kesan positif atau negatif pada saat bertemu dengan orang lain berdasarkan karakteristik tertentu.
Harm avoidance : perilaku menghindari bahaya.
Hendaya : gangguan atau disabilitas.
Hipotimia: adalah keadaan seseorang yang selalu murung dan sedih, selalu mengeluh dan tak punya semangat.
Hyperthymesia (hipertimesia) : istilah dimana seseorang mampu mengingat segala hal yang terjadi padanya
Implusif : kondisi saat seseorang mendapatkan dorongan untuk melakukan sebuah tindakan tanpa memikirkan konsekuensinya terlebih dahulu. Perilaku ini biasanya merupakan respons emosional pelaku terhadap kejadian di masa lalu. Meskipun pelaku merasa sadar dengan apa yang ia lakukan, pelaku cenderung tidak bisa mengendalikan dirinya ketika melakukan sebuah tindakan.
Intuisi: kemampuan jiwa manusia dalam mendapatkan kesimpulan dari suatu hal tanpa uraian, tanpa ketenangan dan tanpa analisa apapun.
Iritabilitas : respons seseorang terhadap hal-hal di sekitarnya yang menyebabkan gangguan atau menimbulkan rasa frustasi. Jika terjadi sementara, maka kondisi ini bisa dianggap normal.
Katarsis : cara untuk melampiaskan emosi secara positif agar seseorang merasa lebih lega dan bisa menjalani aktivitas sehari-hari dengan perasaan yang lebih baik.
Maladaptif: perilaku yang menghentikan seseorang untuk beradaptasi dengan situasi yang baru atau menyulitkan, yang umumnya mulai muncul setelah krisis kehidupan, penyakit, atau kejadian traumatis.
Mood : suasana hati atau keadaan emosional yang timbul hanya untuk sementara.
Perasaan : respon yang dipelajari tentang sebuah keadaan emosi di lingkungan atau kebudayaan tertentu. Juga dikenal sebagai keadaan sadar, seperti yang dihasilkan dari emosi, sentimen atau keinginan.
Psikosomatik : adalah keluhan fisik yang timbul atau dipengaruhi oleh pikiran atau emosi, bukannya oleh alasan fisik yang jelas, seperti luka atau infeksi.
Regulasi emosi : kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menilai, mengatasi, mengelola dan mengungkapkan emosi yang tepat dalam rangka mencapai keseimbangan emosional.
Relapse : Kambuh.
Resistensi : penolakkan terhadap pikiran-pikiran bawah sadar yang muncul dalam pikiran sadar.
Reward : hadiah atau upah ketika diri telah berhasil melakukan sesuatu, seperti berhasil tidak melakukan self-harm.
Seclusiveness : kecenderungan untuk mengasingkan diri, terputus dari hubungan sosial.
Self-harm: Perilaku menyakiti diri sendiri
Simtom (Symptom) : gejala
Splitting : atau yang biasanya disebut juga dengan pemikiran hitam-putih. Merupakan sebuah mekanisme pertahanan umum yang membuat seseorang cenderung berpikir secara ekstrem, yaitu tindakan dan motivasi individu ada dua sisi: semuanya baik atau semuanya buruk tanpa jalan tengah.
Transferensi : kecenderungan atau gambaran penyintas terhadap psikiater, psikolog atau terapis yang merupakan hasil dari pengalaman perasaan di masa lalu.
Textiety: adalah rasa cemas dan tidak tenang ketika kamu tidak menerima atau mengirim pesan singkat.
**istilah-istilah yang sering dipakai oleh para penyintas Borderline Personality Disorder